Bisnis

Pemilihan Umum Turki Bisa Bikin Lira Ambruk, Inflasi Kemungkinan Tembus 70%

Gragehotels.co.id – JAKARTA – Inflasi Turki mungkin saja melonjak hingga 70% pada bulan Maret akibat Lira melemah di tempat sedang kegelisahan bahwa pemilihan umum (Pemilu) dapat mengupayakan kejatuhan mata uang. Berdasarkan laporan Bloomberg, para analis memperkirakan data yang mana akan dirilis menunjukkan harga-harga naik hingga 69% secara tahunan bulan lalu meningkat dari 67,1% di dalam Februari.

Menurut sebuah jajak pendapat terpisah, pemuaian bulanan sebagai ukuran utama yang digunakan digunakan oleh para pembuat kebijakan kemungkinan melambat menjadi 3,5% dari 4,5% masih lebih besar tinggi dari kuartal sebelumnya.

Melansir BNN Bloomberg, warga negara Turki meningkatkan kepemilikan mata uang kertas merek di area berada dalam perasaan khawatir bahwa Lira akan mengalami depresiasi tajam pasca pemungutan pernyataan 31 Maret, yang mengakibatkan kekalahan yang mana belum pernah terjadi sebelumnya bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca Juga: Oposisi Turki Memenangkan di area Istanbul kemudian Ankara, Hal ini Reaksi Erdogan

Setelah pemilihan presiden bulan Mei lalu, Lira turun sebanyak 7% pada satu hari juga perasaan khawatir akan terulangnya kemerosotan yang digunakan sama. Mata uang Turki berkinerja terburuk pada antara mata uang-mata uang negara berprogres lainnya bulan lalu dengan penurunan sebesar 3,2% terhadap dolar AS. Turki rentan terhadap pembaharuan kebijakan setelahnya pemilihan umum.

Namun, Erdogan kali ini telah lama mengesampingkan kegelisahan akan langkah mundur dari langkah-langkah ortodoks serta menegaskan kembali dukungan untuk regu ekonominya meskipun ia kalah. Hal ini kemungkinan besar menandakan kelanjutan dari biaya pinjaman yang dimaksud lebih tinggi tinggi dan juga kebijakan fiskal yang digunakan lebih banyak ketat untuk menjinakkan inflasi.

Baca Juga: Peringatan 750 Tahun Meninggalnya Jalaludin Rumi, Erdogan Serukan Membela Kaum Tertindas

Gubernur Bank Sentral Fatih Karahan mengungkapkan untuk asosiasi perbankan bahwa kebijakan yang dimaksud ketat akan dipertahankan. Perusahaan-perusahaan seperti Goldman Sachs Group. serta Deutsche Bank AG memperkirakan bahwa performa mata uang ini akan membaik.

Related Articles

Back to top button