Bisnis

Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa Mendidih Lampaui USD100 per Barel

Gragehotels.co.id – JAKARTA – Para penjual minyak telah sangat paham akan fenomena ini: Meningkatnya ketegangan di area Timur Tengah akan menyebabkan kenaikan nilai tukar minyak dunia. Sejauh ini, biaya minyak telah dilakukan naik ke level intraday tertinggi pada enam bulan.

Namun, dengan terlibatnya Iran sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dalam dunia ke di peperangan terbuka dengan Israel, maka nilai tukar minyak diperkirakan akan kembali meleseat ke nomor lebih besar dari USD100 per barel.

“Tidak orang pun ingin kekurangan mendekati akhir pekan,” kata Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners Manish Raj, seperti dilansir MarketWatch, diambil Hari Minggu (14/4/2024). “Jika konflik meningkat selama akhir pekan, penjual short akan kehilangan kendali ketika merekan bangun pada hari Senin.”

Harga minyak telah dilakukan meningkat sepanjang bulan ini seiring dengan meningkatnya ketegangan pada Timur Tengah, dengan nilai minyak mentah berjangka Amerika Serikat diperdagangkan 5% tambahan tinggi serta minyak mentah acuan global Brent naik mendekati 6%.

Dalam operasi hari Hari Jumat (12/4), minyak mentah West Texas Intermediate bulan Mei CL.1, -0,25% CLK24, -0,25% naik USD76 sen, atau 0,9%, diperdagangkan pada USD85,78 per barel di dalam New York Mercantile Exchange pasca diperdagangkan setinggi USD87,67. Sementara Minyak mentah Brent bulan Juni BRN00, -0,33% BRNM24, -0,33% naik USD90 sen, atau 1%, menjadi USD90,64 dalam ICE Futures Europe menyusul level tertinggi dalam USD92,18. Keduanya menyentuh level intraday tertinggi sejak Oktober.

Selat Hormuz Menjadi Kuncinya

“Senjata rahasia Iran adalah kemampuannya untuk memblokir Selat Hormuz,” kata Raj, yang dimaksud berpendapat bahwa keadaan pada waktu ini telah membenarkan nilai WTI sebesar USD90 per barel.

Menurut Badan Berita Energi (EIA), jalur laut antara Teluk Persia dan juga Teluk Oman merupakan titik transit minyak terpenting pada dunia. Pada paruh pertama tahun 2023, aliran minyak dari di lokasi ini rata-rata mencapai 21 jt barel per hari, yaitu sekitar 21% dari konsumsi minyak bumi global.

Di sisi lain, persediaan minyak global telah berada pada tingkat rendah, menurut Rob Thummel, manajer portofolio senior pada Tortoise. “Pasar minyak global diperkirakan akan kekurangan pasokan pada kuartal kedua kemudian ketiga tahun 2024, sehingga gangguan pada pasokan minyak global dapat menyebabkan persediaan minyak semakin menurun,” katanya – lalu menyebabkan nilai tukar minyak tambahan tinggi.

Related Articles

Back to top button